🪸 Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia Menurut Teori Big Bang

ModulSejarah Indonesia Kelas XI KD 3.5 dan PDF Download Gratis. Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia Berdasarkan Zoogeog by Trisha Alya. Proses Terbentuknya Kepulauan Indonesia (Teori Penciptaan Alam Semesta) - Pandai Belajar. Terbentuknya Kepulauan Indonesia. Daftar Isi Apa Itu Teori Big Bang? Siapa yang Menemukan Teori Big Bang? Pengenalan Teori Big Bang ke Muka Umum Proses Terbentuknya Galaksi Pernah mendengar teori Big Bang dalam pelajaran fisika di bangku sekolah? Teori Big Bang adalah teori yang membahas bagaimana alam semesta ini dikemukakan oleh warga asal Belgia yang ingin mengembangkan pemaparan kosmolog lain. Berikut adalah penjelasannya!Apa Itu Teori Big Bang?Mengutip teori Big Bang adalah penjelasan mengenai cara alam semesta terbentuk. Teori Big Bang menjelaskan bahwa alam semesta yang kita kenal berasal dari titik tunggal dengan panas dan padat yang tak terhingga. Titik tunggal ini mengembang dan meregang dengan kecepatan yang tak terduga dalam 13,8 miliar tahun dan terus berkembang menjadi alam semesta yang kita kenal yang Menemukan Teori Big Bang?Penemuan teori Big Bang ditemukan oleh Georges Lemaitre, seorang pastor Katolik Roma sekaligus fisikawan. Namun, proses penemuan teori Big Bang sebenarnya berawal dari penemuan-penemuan teori lainnya yang kemudian dikembangkan oleh Georges tahun 1922, seorang kosmolog sekaligus matematikawan Rusia bernama Alexander Friedman menemukan solusi untuk persamaan bidang relativitas umum Albert Einstein yang menyatakan bahwa alam semesta mengembang. Einstein yang pada dasarnya lebih percaya dengan alam statis dan abadi segera menambahkan konstanta kosmologis ke dalam persamaannya, yaitu kerapatan energi dari ruang. Lalu, ia menghilangkan pendekatan ekspansi yang mendukung alam semesta pada 1912, sudah ada bukti pengamatan yang menyatakan bahwa alam semesta mengembang. Astronom Amerika Vesto Slipher telah mengamati galaksi spiral yang dianggap sebagai "nebula spiral" karena para astronom belum mengetahui keberadaan galaksi di luar Bima Sakti. Vesto melihat bahwa semua nebula bergerak menjauhi pada tahun 1924, astronom Edwin Hubble mampu mengukur jarak antara para nebula dan menemukan bahwa keberadaannya sangatlah jauh, bahkan tidak termasuk ke dalam Bima Sakti. Faktanya, Bima Sakti hanyalah satu dari banyak galaksi dan para nebula ini adalah galaksi itu memasuki tahun 1927, pastor Katolik Roma dan fisikawan Georges Lemaitre menghitung solusi Friedman dan menyarankan bahwa alam semesta harus mengembang. Hubble, pada tahun 1929, mendukung teori tersebut dan menemukan korelasi antara jarak galaksi. Galaksi bergerak menjauh lebih cepat, sesuai dengan dugaan solusi mengekstrapolasi memperluas data di luar data yang sudah ada ketika menemukan data bahwa materi alam semesta mencapai kepadatan dan suhu tak terbatas pada waktu yang terbatas di masa lalu. Hal ini berarti alam semesta dimulai dari titik materi yang sangat kecil dan padat, disebut sebagai atom Teori Big Bang ke Muka UmumMeski teori Big Bang telah diterima oleh hampir seluruh astronom saat ini, astronom pada tahun 1930-an memiliki kesulitan untuk menerima fakta bahwa alam semesta mengembang. Lemaitre mempublikasikan sebuah makalah pada tahun 1927 yang memberikan solusi menarik untuk persamaan relativitas umum terkait kasus alam semesta yang Friedmann hanya tertarik pada matematika sebagai solusi ideal dan tidak mengejar fakta bahwa persamaan relativitasnya menggambarkan alam semesta yang berikutnya, Lemaitre kembali mengeksplorasi konsekuensi logis dari alam semesta yang mengembang. Ia mengusulkan titik waktu yang terbatas sebagai asal dari alam semesta. Bila alam semesta benar mengembang, titik awalnya lebih kecil di masa lalu, kemudian semua materi di alam semesta dulu bersama dalam keadaan yang sangat Lemaitre menganggap alam semesta pada awalnya adalah partikel tunggal yang hancur dalam ledakan sehingga menghasilkan ruang dan waktu serta perluasan alam semesta yang berlanjut hingga hari Terbentuknya GalaksiMengutip seluruh alam semesta terkondensasi ke dalam singularitas atau titik dalam ruang waktu yang sangat kecil dengan titik kepadatan dan panas yang tak terbatas sejak 13,7 miliar tahun yang sebuah ledakan tiba-tiba terjadi, menggelembungkan alam semesta ke luar lebih cepat dari kecepatan cahaya. Periode ini merupakan inflasi kosmik yang berlangsung selama sepersekian detik, sekitar 10 sampai 32 inflasi kosmik berhenti secara misterius, deskripsi teori Big Bang menjadi lebih sederhana. Partikel, atom, dan hal-hal yang menjadi bintang dan galaksi mulai mengisi alam segala hal yang ada di alam semesta masih sangat panas, sekitar 10 miliar derajat Fahrenheit 5,5 miliar celcius, kosmos berisi beragam partikel fundamental seperti neutron, elektron, dan proton, dan partikel lainnya yang membentuk segala hal yang ada pada saat bebas menyebabkan cahaya foton menyebar seperti sinar matahari dari tetesan air di awan. Namun, elektron bebas bertemu dengan nukleus dan menciptakan atom netral seiring waktu. Atom juga bisa bertemu dengan muatan listrik positif dan negatif yang sama sehingga memungkinkan sinar cahaya muncul tahun setelah Big Bang. Cahaya ini disebut sebagai penjelasan tentang teori Big Bang, teori yang menyatakan bahwa alam semesta berasal dari partikel tunggal yang meledak dan menyebar sehingga membentuk alam semesta seperti sekarang ini. Teori Big Bang dikemukakan oleh George Lemaitre, seorang pastor Katolik Roma sekaligus fisikawan yang berusaha mengembangkan penemuan Alexander Friedman. Simak Video "MAKI Bakal Bawa Perkara 75 Pegawai KPK ke MK" [GambasVideo 20detik] des/fds ProsesTerbentuknya Bumi Secara Singkat Bumi dahulunya ialah Debu dan gas.Kemudian Debu dan Gas tersebut terkena sinar matahari. Tibalah batuan,lama kelamaan suhu di tengah bumi semakin panas.Batuan tersebut meledak sangat dahsyat sehingga terbentuklah bumi. Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Sekolahmuonline - Terbentuknya Kepulauan Indonesia Sejarah Indonesia Kelas X SMA/SMK/MA. Bumi kita yang terhampar luas ini diciptakan Tuhan Yang Maha Pencipta untuk kehidupan dan kepentingan hidup manusia. Di bumi ini hidup berbagai flora dan fauna serta tempat bersemainya manusia dengan keturunannya. Di bumi ini kita bisa menyaksikan keindahan alam, kita bisa beraktivitas dan berikhtiar memenuhi kebutuhan hidup kita. Namun harus dipahami bahwa bumi kita juga sering menimbulkan bencana. Sebagai contoh munculnya aktivitas lempeng bumi yang kemudian melahirkan gempa bumi baik tektonis maupun vulkanis, bahkan sampai menimbulkan tsunami. Sebagai contoh tentu kamu masih ingat bagaimana gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta, di Papua dan beberapa di daerah lain, termasuk beberapa gunung berapi meletus. Bencana tersebut telah mengakibatkan ribuan nyawa hilang dan harta benda melayang. Fenomena alam yang terjadi itu merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas panjang bumi kita sejak proses terjadinya alam semesta ratusan bahkan ribuan juta tahun yang lalu. Proses tersebut secara geologis mengalami beberapa tahapan atau pembabakan waktu. Berikut ini kita mencoba menelaah tentang pembabakan waktu alam secara geologis dan bagaimana Kepulauan Indonesia terbentuk. Ada banyak teori dan penjelasan tentang penciptaan bumi, mulai dari mitos sampai kepada penjelasan agama dan ilmu pengetahuan. Kali ini kamu belajar sejarah sebagai cabang keilmuan, pembahasannya adalah pendekatan ilmu pengetahuan, yakni asumsi-asumsi ilmiah, yang kiranya juga tidak perlu bertentangan dengan ajaran agama. Salah satu di antara teori ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah Teori “Dentuman Besar” Big Bang, seperti dikemukaan oleh sejumlah ilmuwan, seperti ilmuwan besar Inggris, Stephen Hawking. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mulanya berbentuk gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang jagad raya. Jika digunakan teleskop besar Mount Wilson untuk mengamatinya akan terlihat ruang jagad raya itu luasnya mencapai radius tahun cahaya. Gumpalan gas itu suatu saat meledak dengan satu dentuman yang amat dahsyat. Setelah itu, materi yang terdapat di alam semesta mulai berdesakan satu sama lain dalam kondisi suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya tersisa energi berupa proton, neutron dan elektron, yang bertebaran ke seluruh arah. Ledakan dahsyat itu menimbulkan gelembung-gelembung alam semesta yang menyebar dan menggembung ke seluruh penjuru, sehingga membentuk galaksi, bintang-bintang, matahari, planet-planet, bumi, bulan dan meteorit. Bumi kita hanyalah salah satu titik kecil saja di antara tata surya yang mengisi jagad semesta. Di samping itu banyak planet lain termasuk bintang-bintang yang menghiasi langit yang tak terhitung jumlahnya. Boleh jadi ukurannya jauh lebih besar dari planet bumi. Bintang-bintang berkumpul dalam suatu gugusan, meskipun antarbintang berjauhan letaknya di angkasa. Ada juga ilmuwan astronomi yang mengibaratkan galaksi bintang-bintang itu tak ubahnya seperti sekumpulan anak ayam, yang tak mungkin dipisahkan dari induknya. Jadi di mana ada anak ayam di situ pasti ada induknya. Seperti halnya dengan anak-anak ayam, bintang-bintang di angkasa tak mungkin gemerlap sendirian tanpa disandingi dengan bintang lainnya. Sistem alam semesta dengan semua benda langit sudah tersusun secara menakjubkan dan masing-masing beredar secara teratur dan rapi pada sumbunya masing-masing. Selanjutnya proses evolusi alam semesta itu memakan waktu kosmologis yang sangat lama sampai berjuta tahun. Terjadinya evolusi bumi sampai adanya kehidupan memakan waktu yang sangat panjang. Ilmu paleontologi membaginya dalam enam tahap waktu geologis. Masing-masing ditandai oleh peristiwa alam yang menonjol, seperti munculnya gunung-gunung, benua, dan makhluk hidup yang paling sederhana. Sedangkan proses evolusi bumi dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut. 1. Azoikum Yunani a = tidak; zoon = hewan, yaitu zaman sebelum adanya kehidupan. Pada saat ini bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif tinggi. Waktunya lebih dari satu miliar tahun lalu. 2. Palaezoikum, yaitu zaman purba tertua. Pada masa ini sudah meninggalkan fosil flora dan fauna. Berlangsung kira-kira tahun. 3. Mesozoikum, yaitu zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia menyusui, hewan amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai ada. Lamanya kira-kira tahun. 4. Neozoikum, yaitu zaman purba baru, yang dimulai sejak tahun yang lalu. Zaman ini dapat dibagi lagi menjadi dua tahap Tersier dan Quarter. Zaman es mulai menyusut dan makhluk-makhluk tingkat tinggi dan manusia mulai hidup. Merujuk pada tarikh bumi di atas, sejarah di Kepulauan Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang dan rumit. Sebelum bumi didiami manusia, kepulauan ini hanya diisi tumbuhan flora dan fauna yang masih sangat kecil dan sederhana. Alam juga harus menjalani evolusi terus-menerus untuk menemukan keseimbangan agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi alam dan iklim, sehingga makhluk hidup dapat bertahan dan berkembang biak mengikuti seleksi alam. Gugusan kepulauan ataupun wilayah maritim seperti yang kita temukan sekarang ini terletak di antara dua benua dan dua samudra, antara Benua Asia di utara dan Australia di selatan, antara Samudra Hindia di barat dan Samudra Pasifik di belahan timur. Faktor letak ini memainkan peran strategis sejak zaman kuno sampai sekarang. Namun sebelum itu marilah kita sebentar berkenalan dengan kondisi alamnya, terutama unsur-unsur geologi atau unsurunsur geodinamika yang sangat berperan dalam pembentukan Kepulauan Indonesia. Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi. Pada suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh sehingga material di bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini terus-menerus bergejolak mempertahankan cairan sejak jutaan tahun lalu. Ketika ada celah lubang keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava cair. Ketika lava mencapai permukaan bumi, suhu menjadi lebih dingin dari ribuan derajat menjadi hanya bersuhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan lava akan membeku membentuk batuan beku atau kerak. Keberadaan kerak benua daratan dan kerak samudra selalu bergerak secara dinamis akibat tekanan magma dari perut bumi. Pergerakan unsur-unsur geodinamika ini dikenal sebagai kegiatan tektonis. Sebagian wilayah Kepulauan Indonesia merupakan titik temu di antara tiga lempeng, yaitu Lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempenglempeng tersebut dapat berupa subduksi pergerakan lempeng ke atas, obduksi pergerakan lempeng ke bawah dan kolisi tumbukan lempeng. Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau divergensi tabrakan lempeng-lempeng. Pergerakan mendatar berupa pergeseran lempeng-lempeng tersebut masih terus berlangsung hingga sekarang. Perbenturan lempeng-lempeng tersebut menimbulkan dampak yang berbeda-beda. Namun semuanya telah menyebabkan wilayah Kepulauan Indonesia secara tektonis merupakan wilayah yang sangat aktif dan labil hingga rawan gempa sepanjang waktu. Pada masa Paleozoikum masa kehidupan tertua keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudra yang sangat luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan lempenglempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis orogenesa larami, sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan lainnya. Sebagian di antaranya bergerak ke selatan membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda. Hal yang sama juga terjadi pada Benua Australia. Sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor, Kepulauan Nusa Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara. Pergerakan pulau-pulau hasil pemisahan dari kedua benua tersebut telah mengakibatkan wilayah pertemuan keduanya sangat labil. Kegiatan tektonis yang sangat aktif dan kuat telah membentuk rangkaian Kepulauan Indonesia pada masa Tersier sekitar 65 juta tahun lalu. Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan dan Jawa telah tenggelam menjadi laut dangkal sebagai akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut atau transgresi. Sulawesi pada masa itu sudah mulai terbentuk, sementara Papua sudah mulai bergeser ke utara, meski masih didominasi oleh cekungan sedimentasi laut dangkal berupa paparan dengan terbentuknya endapan batu gamping. Pada kala Pliosen sekitar lima juta tahun lalu, terjadi pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang mengakibatkan terjadinya proses pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan vulkanis. Ini pada gilirannya menimbulkan tumbuhnya atau mungkin lebih tepat terbentuk rangkaian perbukitan struktural seperti perbukitan besar gunung, dan perbukitan lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang gugusan perbukitan itu. Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa Pleistosen, yang dikenal sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini berlangsung di seluruh Kepulauan Indonesia. Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan struktural tersebar di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan Banda. Kemudian terus membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Pembentukan daratan yang semakin luas itu telah membentuk Kepulauan Indonesia pada kedudukan pulau-pulau seperti sekarang ini. Hal itu telah berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal Pleistosen 1,8 juta tahun lalu. Jadi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini masih terus bergerak secara dinamis, sehingga tidak heran jika masih sering terjadi gempa, baik vulkanis maupun tektonis. Letak Kepulauan Indonesia yang berada pada deretan gunung api membuatnya menjadi daerah dengan tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi. Kekayaan alam dan kondisi geografis ini telah mendorong lahirnya penelitian dari bangsabangsa lain. Dari sekian banyak penelitian terhadap flora dan fauna tersebut yang paling terkenal di antaranya adalah penelitian Alfred Russel Wallace yang membagi Indonesia dalam dua wilayah yang berbeda berdasarkan ciri khusus baik fauna maupun floranya. Pembagian itu adalah Paparan Sahul di sebelah timur, Paparan Sunda di sebelah barat. Zona di antara paparan tersebut kemudian dikenal sebagai wilayah Wallacea yang merupakan pembatas fauna yang membentang dari Selat Lombok hingga Selat Makassar ke arah utara. Fauna-fauna yang berada di sebelah barat garis pembatas itu disebut dengan Indo-Malayan region. Di sebelah timur disebut dengan Australia Malayan region. Garis itulah yang kemudian kita kenal dengan Garis Wallacea. Merujuk pada tarikh bumi di atas, keberadaan manusia di muka bumi dimulai pada zaman Quater sekitar tahun lalu atau disebut juga zaman es. Dinamakan zaman es karena selama itu es dari kutub berkali-kali meluas sampai menutupi sebagian besar permukaan bumi dari Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika Utara Peristiwa itu terjadi karena panas bumi tidak tetap, adakalanya naik dan adakalanya turun. Jika ukuran panas bumi turun dratis maka es akan mencapai luas yang sebesar-besarnya dan air laut akan turun atau disebut zaman Glacial. Sebaliknya jika ukuran panas naik, maka es akan mencair, dan permukaan air laut akan naik yang disebut zaman Interglacial. Zaman Glacial dan zaman Interglacial ini berlangsung silih berganti selama zaman Diluvium Pleistosen. Hal ini menimbulkan berbagai perubahan iklim di seluruh dunia, yang kemudian mempengaruhi keadaan bumi serta kehidupan yang ada diatasnya termasuk manusia, sedangkan zaman Alluvium Holosen berlangsung kira-kira tahun yang lalu hingga sekarang ini. Sejak zaman ini mulai terlihat secara nyata adanya perkembangan kehidupan manusia, meskipun dalam taraf yang sangat sederhana baik fisik maupun kemampuan berpikirnya. Namun demikian dalam rangka untuk mempertahankan diri dan keberlangsungan kehidupannya, secara lambat laun manusia mulai mengembangkan kebudayaan. Beruntung kita bangsa Indonesia memiliki temuan bermacam-macam jenis manusia purba beserta hasil-hasil kebudayaannya, sehingga sejak akhir abad ke-19 para ilmuwan tertarik untuk melakukan kajian di negeri kita. Uji Kompetensi 1. Kita wajib bersyukur karena Tuhan Yang Maha Pencipta yang telah menciptakan bumi kita ini dengan arif dan bijaksana serta penuh kasih sayang kepada makhluk ciptaan-Nya. Coba beri penjelasan mengenai pernyataan di atas, kamu dapat berdiskusi dengan anggota kelompok! 2. Menurut kamu nilai-nilai apa yang dapat dipetik dari proses terbentuknya pulau-pulau di Kepulauan Indonesia? 3. Hikmah apa yang dapat kita peroleh dengan bertempat tinggal di wilayah yang sering terjadi bencana alam? 4. Di setiap daerah tentu ada cerita rakyat ataupun dongeng yang berkaitan dengan bencana alam seperti gempa bumi maupun gunung meletus, coba kamu cari dan tuliskan dalam bentuk cerita 3 – 4 halaman, kemudian diskusikan! 5. Sebutkan bencana alam yang pernah terjadi di daerahmu dan di Indonesia! Sumber Sejarah Indonesia Kelas X Semester 1 untuk SMA/MA/SMK/MAK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hal. 8-17
Salahsatu di antara teori ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah Teori "Dentuman Besar" (Big Bang), seperti dikemukaan oleh sejumlah ilmuwan, seperti ilmuwan besar Inggris, Stephen Hawking. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta mulanya berbentuk gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang jagad raya.
Terbentuknya Kepulauan Indonesia – Bumi tempat kita berpijak merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa bagi kehidupan dan kepentingan manusia dan semua makhluknya. Di bumi ini kita bisa menyaksikan keindahan alam, kita bisa beraktifitas dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Walaupun bumi kita ini diciptakan dengan semua isinya, kadang timbul juga bencana sebagai contoh munculnya aktivitas lempeng bumi yang memunculkan gempa bumi baik itu tektonis maupun vulkanis, bahkan sampai menimbulkan tsunami dan gunung meletus. Fenomena alam yang terjadi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan panjang bumi kita ini sejak proses terjadinya alam semesta jutaan tahun lalu. Proses tersebut secara geologis mengalami beberapa tahapan atau pembabakan waktu. Berikut ini akan coba saya sajika tentang pembabakan waktu alam secara geologis dan bagaimana kepulauan terbentuk khususnya di Indonesia. Ada banyak teori dan penjelasan tentang penciptaan bumi, mulai dari mitos, penjelasan secara agama dan penjelasan dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, salah satu diantara teori ilmiah tentang terbentuknya bumi adalah teori “Dentuman Basar” atau kita kenal dengan Big Bang. Teori ini dikemukakan oleh sejumlah ilmuwan seperti Stephen Hawking dari Inggris. Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta ini pada awalnya berbentuk gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang di jagad raya. Jika dilihat denga teleskop besar Mount Wilson, maka akan terlihat ruang jagad raya ini luasnya mencapai radius 500 juta tahun cahaya. Terbentuknya Kepulauan Indonesia Gumpalan gas itu suatu saat meledak dengan satu dentuman yang begitu dahsyat. Akibat dari dentuman itu materi yang terdapat di alam semesta mulai berdesakan satu sama lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi sehingga yang tersisa adalah energi berupa proton, neutron, dan elektron yang bertebaran ke segala arah. Ledakan dahsyat itu menimbulkan gelembung-gelembung alam semesta yang menyebar dan menggembung ke seluruh penjuru, sehingga membentuk galaksi, bintang-bintang, matahari, planet-planet, bumi, bulan, dan meteorit. Bumi kita ini hanyalah salah satu titik kecil saja diantara tata surya yang mengisi jagad semesta. Selain itu banyak planet lain termasuk bintang-bintang yang menghiasi langit yang tidak terhitung jumlahnya. Boleh jadi ukurannya jauh lebih besar dari planet bumi ini. Selanjutnya proses evolusi alam semesta itu memakan waktu kosmologis yang sangat lama sampai jutaan tahun. Terjadinya evolusi bumi sampai adanya kehidupan memakan waktu yang sangat panjang. Ilmu paleontologi membaginya dalam enam tahap waktu geologis. Masing-masing ditandai oleh peristiwa alam yang menonjol seperti munculnya gunung-gunung, benua, dan makhluk hidup yang paling sederhana. Sedangkan proses evolusi bumi dibagi menjadi beberapa periode yaitu sebagai berikut; Azoikum a= tidak, zoon= hewan, yaitu zaman sebelum adanya kehidupan. Pada zaman ini bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif tinggi. Waktunya lebih dari 1 miliyar tahun lalu. Paleozoikum, yaitu zaman purba tertua. Pada masa ini sudah meninggalkan fosil flora dan fauna. Berlangsung kira-kira 350 juta tahun. Mesozoikum, yaitu zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia atau menyusui, hewan amfibi, burung dan tumbuhan berbunga mulai ada. Lamanya kira-kira 140 juta tahun. Neozoikum, yaitu zaman purba baru yang dimulai sejak 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini dapat dibagi lagi menjadi sua tahap yaitu Tersier dan Quarter. Zaman es mulai menyusut dan makhluk-makhluk tingkat tinggai serta manusia mulai hidup. Berdasarkan apa yang disebutkan diatas, sejarah kepulauan Indonesia juga terbentuk melalui proses yang panjang dan rumit. Sebelum didiami manusia, kepulauan Indonesia hanya diisi tumbuhan dan hewan yang masih sangat kecil dan sederhana. Gugusan kepulauan ataupun wilayah maritim seperti yang kita temukan sekarang ini terletak diantara dua benua Asia dan Australia dan dua samudera Hindia dan Pasifik. Faktor letak ini memainkan peranan penting dan setrategis sejak zaman dahulu sampai sekarang. Unsur Geologi atau Unsur Geodinamika yang Sangat Berperan dalam Pembentukan Kepulauan Indonesia. Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di kepulauan Indonesia terletak diatas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut berupa lava cair yang bersuhu sangat tinggi dan semakin kedalam suhunya semakin tinggi. Pada suhu yang sangat tinggi itu material akan meleleh sehingga material tersebut selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini terus menerus bergejolak mempertahankan cairan sejak jutaan tahun yang lalu. Ketika ada celah lubang keluar, cairan tersebut keluar dalam bentuk lava cair. Dan saat lava mencapai permukaan bumi, suhunya berubah menjadi lebih dingin dari ribuan derajat menjadi suhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini lava akan membeku membentuk batuan beku atau kerak. Keberadaan kerak benua daratan dan kerak samudera selalu bergerak secara dinamis akibat dari tekanan magma dari perut bumi. Pergerakan unsur-unsur geodinamika ini dikenal sebagai kegiatan tektonis. Sebagai wilayah kepulauan, Indonesia merupakan titik temu diantara tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, lempeng Eurasia di utara, dan lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempeng tersebut dapat berupa subduksi, obduksi dan kolisi. Subduksi adalah pergerakan lempeng keatas, oduksi adalah pergerakan lempeng kebawah, sedang kolisi adalah tumbukan lempeng. Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau divergensi tabrakan lempeng-lempeng. Pergerakan mendatar berupa pergeseran lempeng-lempeng tersebut masih terus berlangsung hingga sekarang. Perbenturan lempeng tersebut menimbulkan dampak yang berbeda-beda namun semuanya telah menyebabkan wilayah kepulauan Indonesia secara tektonis merupakan wilayah yang sangat aktif dan labil hingga rawan gempa sepanjang waktu. Pada masa Paleozoikum atau masa kehidupan tertua, keadaan geografis Kepulauan Indonesia tentu belum terbentk seperti sekarang ini. Pada masa itu wilayah Kepulauan Indonesia masih merupakan bagian dari samudera yang sangat luas yang meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya yaitu pada akhir masa Mesozoikum sekitar 65 juta tahun lalu, aktivitas tektonis menjadi sangat intens menggerakkan lempeng Indo Australia, Eurasia, dan Pasifik. Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis orogenesa larami sehingga menyebabkan daratan menjadi terpecah. Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan yang lainnya. Sebagian diantaranya bergerak ke selatan membentuk pulau-pulau seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda. Hal yang sama juga terjadi pada benua Australia. Sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor, Kepulauan Nusa Tenggara Timur, dan sebagian Maluku Tenggara. Pergerakan pulau-pulau hasil pemisahan dari kedua benua tersebut telah mengakibatkan wilayah pertemuan keduanya sangat labil. Dan kegiatan tektonis yang sangat aktif dan kuat telah membentuk rangkaian Kepulauan Indonesia pada masa Tersier sekitar 65 juta tahun lalu. Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan dan Jawa telah tenggelam menjadi laut dangkal sebagai akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut atau transgresi. Sulawesi pada masa itu sudah mulai terbentuk, sementara Papua sudah mulai bergeser ke Utara maski masih didominasi oleh cekungan sedimentasi laut dangkal berupa paparan dengan terbentuknya endapan batu gamping. Pada kala Pliosen sekitar 5 juta tahun lalu, terjadi pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang mengakibatkan terjadinya proses pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan vulkanis. Ini pada gilirannya menimbulkan terbantuknya rangkaian perbukitan lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang gugusan perbukitan itu. Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal Pleistosen yang dikenal sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini berlangsung di seluruh Kepulauan api aktif dan rangkaian perbukitan struktural tersebar di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan Banda. Kemudian terus membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara. Pembentukan daratan yang semakin luas itu telah Membentuk kepulauan Indonesia pada kedudukan pulau-pulau seperti sekarang ini dan hal itu telah berlangsung sejak masa Pliosen hingga awal Pleistosen atau sekitar 1,8 juta tahun yang lalu. Tetapi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia masih terus aktif bergerak secara dinamis sehingga tidak mengherankan jika sering terjadi genpa baik itu gempa tektonis maupun vulkanis. .